Sepak-bola-id.blogspot.com - Babak Semi final Piala Dunia 2014 Brasil akibatnya hanya melibatkan 2 konfederasi, UEFA dan CONMEBOL. Keduanya diwakili oleh 2 tim terbaiknya, UEFA: Jerman dan Belanda; CONMEBOL : Brasil dan Argentina.
Terakhir kali 4 tim terbaik di Piala Dunia ditempati oleh 2 wakil UEFA dan CONMEBOL, terjadi pada Piala Dunia 1978. Pada ketika itu UEFA diwakili Italia dan Belanda, sementara CONMEBOL diwakili Argentina dan Brasil. Pada pertandingan semi final nanti para wakil dari Eropa akan menantang wakil dari Amerika Latin: Jerman akan menantang Brasil, sementara Belanda akan berusaha menghadang laju Argentina. Dengan Piala Dunia kali ini diselenggarakan di wilayah CONMEBOL, impian untuk mewujudkan All-South Americans Final tentunya sangat besar apalagi dalam sejarah Piala Dunia hal itu terakhir kali terjadi pada final Piala Dunia 1930, namun tampaknya ada faktor tertentu yang akan menghalangi hal tersebut.
Faktor pertama berasal dari tuan rumah Brasil. Sebagai tuan rumah, Brasil memang lebih diunggulkan dibandingkan Jerman, namun ‘hilangnya’ 2 pemain andalan mereka Neymar (cedera) dan Thiago Silva alasannya yaitu akumulasi kartu sanggup menjadi persoalan bagi Brasil. Kehilangan Neymar alasannya yaitu cedera pada perempat final melawan Kolombia, menjadi ‘pukulan’ bagi Canarinho Brasil yang permainannya berfokus kepada Neymar, apalagi ditambah dengan akumulasi kartu yang diterima oleh Thiago Silva. Berdasarkan rekor pertemuan, Brasil memang lebih unggul dibandingkan Jerman dengan meraih 12 kali kemenangan dari 21 kali saling bertemu, dan hanya kalah 4 kali dari Jerman, namun data dari statistik FIFA sanggup menjadi potensi yang tidak menguntungkan.
Berdasarkan data dari statistik FIFA, Brasil memang lebih unggul dari Jerman dalam jumlah serangan dan percobaan tendangan, namun untuk prosentase tendangan on sasaran Jerman lebih anggun dibandingkan Brasil. Hal ini ditambah dengan prosentase passing yang berhasil, dan jumlah recovered balls dimana Brasil kalah dari Jerman serta kehilangan 2 pemain: Neymar dan Thiago Silva; menciptakan Brasil berpotensi mendapatkan kekalahan dari Jerman. Bagaimana dengan wakil CONMEBOL lainnya?
Argentina yang harus berhadapan dengan Belanda, mempunyai rekor pertemuan yang kurang baik terhadap lawannya. Argentina hanya menang 1 kali dari 8 kali pertemuan dan ‘menelan’ 4 kali kekalahan. Satu-satunya kemenangan Argentina atas Belanda terjadi 36 tahun, pada final Piala Dunia 1978. Pertemuan terakhir kedua tim, terjadi delapan tahun yang kemudian di babak penyisihan grup Piala Dunia dan berakhir imbang.
Sementara itu menurut data statistik FIFA, Belanda jauh lebih unggul dari Argentina dalam hal prosentase tendangan on target. Belanda juga menjadi tim paling produktif di Piala Dunia 2014, dengan 12 gol lebih banyak dibandingkan Argentina yang hanya mencetak 8 gol. Jadi, dengan kondisi tersebut, apakah peluang terjadinya All-South American Finals menjadi tidak mungkin? Tentu saja tidak.
Brasil memang secara statistik kalah terhadap lawannya Jerman, ditambah dengan hilangnya Neymar yang merupakan pemain kunci bagi tim, namun mereka masih mempunyai Scolari. Scolari sebagai instruktur yang sarat akan pengalaman dan pernah mengantarkan Brasil menjadi juara dunia, akan sangat diperlukan sanggup meracik taktik yang jitu menghadapi Jerman. Bagaimana dengan Argentina? Argentina memang kalah dalam rekor pertemuan, namun harus dicatat seluruh kemenangan Belanda atas Argentina terjadi ketika pertandingan digelar di benua Eropa. Di Benua Amerika, kemenangan Belanda atas Chili pada penyisihan grup menjadi satu-satunya kemenangan atas wakil CONMEBOL ketika bertanding di benua Amerika. Makara apakah di final nanti akan terwujud All-South American Final atau justru kembali terjadi All Europeans Final? kita saksikan saja keseruan dari semi final Piala Dunia ini.
Faktor pertama berasal dari tuan rumah Brasil. Sebagai tuan rumah, Brasil memang lebih diunggulkan dibandingkan Jerman, namun ‘hilangnya’ 2 pemain andalan mereka Neymar (cedera) dan Thiago Silva alasannya yaitu akumulasi kartu sanggup menjadi persoalan bagi Brasil. Kehilangan Neymar alasannya yaitu cedera pada perempat final melawan Kolombia, menjadi ‘pukulan’ bagi Canarinho Brasil yang permainannya berfokus kepada Neymar, apalagi ditambah dengan akumulasi kartu yang diterima oleh Thiago Silva. Berdasarkan rekor pertemuan, Brasil memang lebih unggul dibandingkan Jerman dengan meraih 12 kali kemenangan dari 21 kali saling bertemu, dan hanya kalah 4 kali dari Jerman, namun data dari statistik FIFA sanggup menjadi potensi yang tidak menguntungkan.
Berdasarkan data dari statistik FIFA, Brasil memang lebih unggul dari Jerman dalam jumlah serangan dan percobaan tendangan, namun untuk prosentase tendangan on sasaran Jerman lebih anggun dibandingkan Brasil. Hal ini ditambah dengan prosentase passing yang berhasil, dan jumlah recovered balls dimana Brasil kalah dari Jerman serta kehilangan 2 pemain: Neymar dan Thiago Silva; menciptakan Brasil berpotensi mendapatkan kekalahan dari Jerman. Bagaimana dengan wakil CONMEBOL lainnya?
Argentina yang harus berhadapan dengan Belanda, mempunyai rekor pertemuan yang kurang baik terhadap lawannya. Argentina hanya menang 1 kali dari 8 kali pertemuan dan ‘menelan’ 4 kali kekalahan. Satu-satunya kemenangan Argentina atas Belanda terjadi 36 tahun, pada final Piala Dunia 1978. Pertemuan terakhir kedua tim, terjadi delapan tahun yang kemudian di babak penyisihan grup Piala Dunia dan berakhir imbang.
Sementara itu menurut data statistik FIFA, Belanda jauh lebih unggul dari Argentina dalam hal prosentase tendangan on target. Belanda juga menjadi tim paling produktif di Piala Dunia 2014, dengan 12 gol lebih banyak dibandingkan Argentina yang hanya mencetak 8 gol. Jadi, dengan kondisi tersebut, apakah peluang terjadinya All-South American Finals menjadi tidak mungkin? Tentu saja tidak.
Brasil memang secara statistik kalah terhadap lawannya Jerman, ditambah dengan hilangnya Neymar yang merupakan pemain kunci bagi tim, namun mereka masih mempunyai Scolari. Scolari sebagai instruktur yang sarat akan pengalaman dan pernah mengantarkan Brasil menjadi juara dunia, akan sangat diperlukan sanggup meracik taktik yang jitu menghadapi Jerman. Bagaimana dengan Argentina? Argentina memang kalah dalam rekor pertemuan, namun harus dicatat seluruh kemenangan Belanda atas Argentina terjadi ketika pertandingan digelar di benua Eropa. Di Benua Amerika, kemenangan Belanda atas Chili pada penyisihan grup menjadi satu-satunya kemenangan atas wakil CONMEBOL ketika bertanding di benua Amerika. Makara apakah di final nanti akan terwujud All-South American Final atau justru kembali terjadi All Europeans Final? kita saksikan saja keseruan dari semi final Piala Dunia ini.
Berikut jadwal semifinal Piala Dunia 2014
Rabu 9/7/2014 Brazil vs Jerman Pukul 03.00 dini hari Estadio Miniero